Sabtu Bersama Bapak. Akhirnya Adhitya Mulya mengeluarkan buah penulisannya setelah beberapa tahun hiatus. Sebagai pembaca setia blog-nya, rasanya sebelum ini ada ide novel yang kerap ia tuliskan di blog namun urung ia selesaikan. Saat novel ini keluar, saya hanya bisa berpikir "Akhirnyaaaaa...".
Sabtu Bersama Bapak adalah sebuah novel fiksi yang mengambil tema keluarga. Kelurga kecil yang terdiri atas Bapak, Ibu & dua anak laki-laki. Terkesan biasa, namun plot cerita ini sebenarnya revolves around bagaimana sang Bapak mendidik anak-anaknya meski wujud sang Bapak sudah tidak ada lagi di samping mereka. Digambarkan sebagai penderita kanker stadium 3, Pak Gunawan-sang Bapak, hanya memiliki satu tahun tersisa untuk hidup. Ia menggunakan satu tahun terakhirnya itu dengan membuat video berisikan berbagai macam pesan hidup, agar anak-anaknya tidak hilang arah sepeninggal ayahnya. Kemudian video tersebut diputar & ditonton setiap hari Sabtu oleh kedua anak dan istrinya.
Dalam buku ini, peranan sang istri dalam mendidik anak-anaknya terkesan lebih sedikit. Ia lebih banyak meneruskan dan meluruskan ajaran sang suami kepada anak-anaknya. Dan ia berhasil. Berhasil mandiri seperti yg diingkan suaminya & berhasil menjaga dan mendidik anak-anaknya sesuai ajaran suaminya.
Bukan Adhitya Mulya namanya kalau tidak memasukkan unsur komedi dalam tulisannya. Ia adalah penulis serius penuh makna hidup yang selalu memiliki unsur humor di setiap wejangannya. Tak terhitung berapa kali saya cekikikan seperti orang gila di dalam bus Transjakarta saat membaca novel ini. Dan tak terhitung juga beberapa kali saya menahan air mata karena terlarut novel ini juga. Sebuah ciri khas Adhitya Mulya, ia banyak memasukkan unsur dirinya ke dalam tulisan-tulisannya.
No comments