Menangkap Hidayah


Senin, 4 April 2016. Jeddah International Airport pukul 23.00.

Saat itu saya beserta rombongan umrah sedang menunggu pesawat untuk kembali ke Jakarta. Setelah melakukan ibadah umrah selama 9 hari penuh. Flight kami dijadwalkan take off pukul 00.30 malam. Saat itu kedua anak saya sedang tidur di kursi tunggu ditemani suami. Sementara saya baru kembali dari toilet.

Dalam perjalanan kembali ke kursi tunggu, saya "dicegat" oleh ustadz yang mengiringi perjalanan umrah kami selama 9 hari ini. 

"Mba Eksi kerja di perusahaan T**l ya? Sudah berapa lama?"

Begitu beliau membuka percakapan kami. Dilanjutkan dengan pertanyaan lain sampai akhirnya beliau sampai ke inti pertanyaan: 

"Sehari-hari kerja memang sudah pakai jilbab atau baru disini saja?"

Saya langsung nyengir "Baru disini saja, Pak Ustadz." Jawab saya.

Lalu beliau tersenyum "Nanti dilanjutkan ya di Jakarta."

Saya balas dengan tersenyum, lalu berkata "Sebenernya saya sudah lama pengen pake jilbab tapi maju mundur terus. Memang ada ayatnya ya yang benar-benar mengharuskan?"

Lalu beliau menceritakan tentang ayat suruhan berkerudung. Bahwa ayat suruhan tersebut sama kuatnya dengan menyuruh solat & puasa.

Saya bertanya lagi "Memang kalau pake jilbab itu gak menunggu hidayah ya Pak? Gak menunggu mimpi atau wangsit apa gitu?"

Pak Ustadz tertawa mendengarnya "Hidayah itu kan sudah turun berupa Al Quran dan Hadist. Termasuk ayat berjilbab tadi. Sekarang tergantung kita mau menangkap hidayah tersebut dan memasukkan lebih dalam ke diri kita atau tidak." 

Saya tertegun mendengar jawaban tersebut. "Jadi kalau umrah yang mabrur itu juga tergantung diri sendiri dong ya Pak?"

"Iya. Tergantung seberapa besar kamu berusaha merubah hidup kamu ke arah lebih baik, sepulangnya kamu dari sini".

Saya tidak menyangka bahwa penggalan percakapan tersebut senantiasa menguatkan hati saya untuk berjilbab. Keinginan itu sungguh sudah ada di hati saya lebih dari 10 tahun yang lalu. Tapi saya selalu ragu. Pantas gak ya saya berjilbab? Aneh gak ya wajah saya kalau berjilbab?

Nyatanya selama saya melakukan ibadah umrah dan berjilbab panjang selama 9 hari, saya menikmatinya dan tidak merasa ada yang aneh. Saya melihat berbagai macam model jilbab yang digunakan oleh perempuan-perempuan selama ibadah ini dan begitu besarnya ketakwaan mereka terhadap Allah SWT. Tanpa ada perasaan aneh atau janggal, dengan anggun-nya mereka mengenakan kerudung, jilbab bahkan cadarnya.

Beginilah penampilan saya sekarang. Baru permulaan. Masih amatir. Baru satu langkah dari sejuta langkah yang harus ditempuh untuk menangkap hidayah Allah SWT dan menerapkan suruhanNya. Semoga saya diberikan kesabaran dan istiqomah untuk selalu siap menangkap hidayahnya. Kapanpun dan dimanapun.

Amiin...