A colleague once said that for a working mom to be able to work, she needs a good support system back home. A good support system in which she could rely on to take care of the house and the kids while she’s away to work. At first I didn’t understand what he meant, but later I understand and realize who has been my support system all this time.
When Chandra and I were house hunting, one of the most important point that he highlighted was the distance between our future house with our parent’s house. For me to be able to continue to work, he wanted someone reliable to take care of the kids. What he truly meant with reliable is safety. And his definition of safety was the kids to stay with one of our parents while we went to work. So with our budget and safety criteria in mind, the options are limited. We were lucky that our aunt were willing to sell her old house to us. The location was perfect, near my parent’s house. Although the price was above our budget, but we took the house anyway.
I never realize that our decision to live nearby our parents would make them our support system and would change their life and the way they live their life. I thought that by putting our kids at my parent’s house along with their nannies, the problem is solved. And my parents can continue with their business as usual and our kids would not interfere in any sort of ways. Well, it didn’t work that way. The love they had for their grandchildren have made them to manage their schedule around their schedule. Both of my parents are still working (independently) and they somehow manage their schedule to match my kid’s schedule. They even sometimes drop their meetings if there’s an emergency regarding their grandchildren.
Which is happening today, Alika was sick and she needed to go to the doctor while I can’t have a day leave. Because I’m a freshmen, I’ve only been working for the company for 2 months and had no leave allowance yet. So my mom was there to save me and Alika. One more time.
Maybe I was too naΓ―ve, maybe I was too ignorant; to think that my parent’s life would go on the same as they were before without the grandchildren around. I know I’m being irresponsible. But I had the best support system I could ever wish for. Your sacrifice would not go to waste, Ibu & Babeh. I love you, Ibu and Babeh.
Don’t let your Heart Turns Cold
Friday, November 13, 2015
Masih inget gak
kasus yang sempat ramai dimana seorang gadis bekerja menolak memberikan tempat
duduk kepada seorang ibu hamil di kereta? Tanggapan netizen saat itu sungguh
membludak; menceramahi, ngomel, ngajak berantem sampai akhirnya ada yang
berkepala dingin menasehati. Setelah menggunakan public transport Transjakarta,
ojek dan Gojek selama lebih dari setahun, rasanya saya bisa mengerti perasaan
sang gadis dan juga sang ibu hamil.
Saya mulai
menggunakan Transjakarta tanggal 14 Februari 2014. Saya ingat betul karena itu
adalah hari pertama saya bekerja kembali setelah cuti 3 bulan melahirkan anak
kedua saya, Adysa Khalifa. Saya memilih naik public transport dengan
pertimbangan waktu tempuh yang lebih singkat. Saat hamil Adysa, saya bisa
menghabiskan 2-3 jam di perjalanan pulang dan 1-2 jam perjalnaan berangkat
kantor, and I thought it was just enough. I need more time with the kids, time
when they’re still awake. So I consciously make the decision to take the public
transport.
Menggunakan
public transport di Jakarta yang semrawut ini memang penuh tantangan, terkadang
bus nya penuh banget sampe susah masuk, di lain waktu memaksa masuk tapi gak
bisa pegangan karena penuh banget, atau bocor saat hujan; pokoknya melelahkan.
Apalagi naik bus hanyalah satu proses dari rantai proses perjalanan menuju atau
pulang kerja. Mata rantai proses perjalanan seringkali disambung dengan bus
lain, ojek, angkutan kecil atau jalan kaki. Life on the street is tough!
Jakarta itu keras, Bung!
Karena itu,
mendapatkan tempat duduk di transportasi publik merupakan surga dunia, kadang
dibela-belain sampai naik bus dari halte paling ujung dengan satu tujuan:
mendapatkan tempat duduk. Duduk di bus selama 20 – 30 menit dari total 60 menit
(atau lebih) perjalanan memang terasa istimewa dan membuat ngantuk (atau
pura-pura ngantuk!). Sayapun merasakan ini, setiap dapat duduk rasanya dapat
rejeki nomplok. Ingin rasanya pura-pura tidur aja dan cuek dengan keadaan
sekitar, pura-pura gak liat. Tapiii sebagai warga negara yang baik dan
menjunjung tinggi pelajaran PMP dan PPKN di sekolah, tiap halte tetep lihat
kanan kiri untuk cek apakah ada yang lebih membutuhkan duduk daripada saya. Rasanya
susah, sungguh susah. Sudah saya ceritakan sebelumnya kan bahwa Jakarta itu
Keras? Kalau mood lagi jelek, abis dimarahin boss, kerjaan belum beres bikin
kepikiran atau lagi capek aja, rasanya pengen garuk-garuk kursi dan menangis
dalam hati (lebaaay…) Ya Allah, saya pengen duduk jugaaaaaaaaaaaa!! Sambel
berdiri dan mempersilahkan duduk orang lain. Apesnya adalah pernah suatu kali memberikan tempat duduk untuk orang yang (katanya) sakit, selama perjalanan ia terlihat sakit. Tapiii saat waktunya turun, ia melangkah dengan gagahnya keluar bus menuju halte. Sungguh membuat terpana saya & petugas bus Transjakarta.
Sungguh kerasnya
kehidupan transportasi public bukan menjadi alasan untuk menutup mata dan hati
untuk orang lain yang sekiranya lebih membutuhkan. Meskipun sulit dan
kaki pegel, meskipun pengen merem aja pura-pura tidur, I promise myself to
always try to stand up whenever I see someone else needs my seat. Because I just
can’t let my heart turns cold.
Kring Kring Kring Naik Sepeda...
Monday, November 9, 2015
Dalam rangka meningkatkan frekuensi saya berolahraga namun tidak meninggalkan keluarga, akhirnya Chandra membelikan saya sebuah sepeda lipat. Diskonan di Lotte Mart oke banget seharga 780ribu. Lalu saya beli boncengan sepeda untuk anak-anak. Boncengan sepeda anak ternyata ada 2 jenis, depan & belakang. Biasanya boncengan depan itu untuk anak yang usianya lebih kecil.
Boncengan sepeda lebih baik beli di toko sepeda saja, karena harganya lebih murah (sedikit). Saya beli yang berwarna merah merk United 275ribu dan berwarna hitam merk Taiwan 250ribu. Kalau di hypermarket gitu harganya 299ribuan.
Hari Sabtu kita bangun pagi-pagi & mandi dulu, kalau anak-anak tergantung mood aja mau mandi atau tidak. Kalau gak mandi, di lap aja supaya bersih & ganti baju. Sampai di Ragunan, banyak sekali orang sedang lari pagi. Huu rasanya kangen sekali olahraga lari, terakhir ikut event lari itu Pocari Run hampir 1 tahun yang lalu.
Enaknya naik sepeda di dalam Ragunan adalah bisa explore ke kandang binatang yang sepi & jarang dikunjungi orang. Karena naik sepeda jadi gak cepet capek & bisa gowes sampe ke bagian-bagian ujung Kebun Binatang Ragunan. Kasihan deh ada beruang madu yang terlihat anxious karena kedatangan tamu, ia gak bisa berhenti bolak balik mondar mandir sambil melihat ke arah kami. Dan ada juga 2 ekor kijang yang berlari-lari bebas diluar kandang lho!
Anak-anakpun senang karena udara masih segar. Kadang kita ambil jalur agak jauh & gak banyak berhenti, tapi di lain waktu kita banyak berhenti untuk melihat-lihat binatang. Lain kali saya mau ajak baca buku dulu sebelum ke Ragunan supaya bisa mengerti bahwa yg dibaca & dilihat itu serupa.
Harga tiket masuk ke dalam Kebun Binatang Ragunan adalah 3,500 untuk dewasa dan 2,500 untuk anak-anak di atas 3 tahun. Setelah beberapa kali naik sepeda sambil membonceng anak-anak, beberapa tips yang bisa saya berikan adalah:
1. Pack Lightly.
Saya hanya membawa 1 tas backpack Alika berisi baju ganti Alika & Adysa, popok 3 buah & tissue basah serta 1 tas lagi berisi roti, minuman dan air madu Adysa dalam dot. Kalau membawa barang banyak resikonya adalah membuat beban berat ke sepeda.
2. Bring some Snack.
Bawa snack untuk anak-anak, karena berangkat pagi banget & melewatkan jam sarapan mereka.
3. Stop and Tell.
Meskipun hati ini ingin gowes jauh supaya kalori lebih terbakar, namun harus bertoleransi dengan anak-anak yang ingin melihat binatang, atau terkadang bosan ingin berhenti & turun jalan-jalan sambil bercerita tentang binatang yang dilihatnya.
Setelah puas berkeliling, pulang dari Ragunan selalu belanja buah-buahan yang terbilang murah, jangan lupa beli sawo betawi yang manis banget.
Next time mau ajak anak-anak untuk gowes di Car Free Day!
Labels:
Awesome Weekend,
Weekend With The Kids
Online Shop Favorit!
Wednesday, November 4, 2015
ISiapa yang gak seneng sih di jaman sekarang dimana ecommerce di Indonesia sedang booming dan konsumen dimanjakan dengan berbagai macam diskon, promo dan potongan harga lainnya. Mulai dari belanja bulanan, baju sampai gadget pun sekarang dilakoni di online shop, bahkan diakses melalui apps.
Nah saya jadi pengen sharing online shops favorit berbasis web dan apps yang paling sering saya kunjungi:
1. Suka Mart
Awal berbelanja disini karena popok disposable merk Merries Pants nya sering diskon dan paling murah dibanding Online Shops lainnya. Lalu beberapa kali dapet diskon bundling popok & detergent, lalu body scrub, trus dapet sample produk juga. Jadi deh keterusan untuk belanja bulanan detergent, minyak goreng, odol, shampoo, dll. Pengiriman sekitar 2 hari dan ada fitur "Reorder" jadi bulan berikutnya saya gak capek pilih barang & quantity lagi. Oh iya, ada apps nya juga lho!
2. Elevenia
Perkenalan pertama dengan Elevenia adalah untuk menghabiskan jatah XLTunai dari kantor. Awalnya kesini untuk beli diapers, tapi trus menemukan SukaMart yang lebih murah. Jadi Elevenia menjadi andalan untuk beli baju-baju anak semacam di FO, baju cewek yang basic dan murah meriah, serta acessories gadget semacam tempered glass, casing mobile phone, kabel charger iPhone. Elevenia ini memang rajin kasih diskon dengan harga cukup kompetitif daripada harus ngubek-ngubek ITC Kuningan/Mall Ambassador.
3. Cottonink
Brand clothing casual milik lokal ini memang ciamik & cocok dengan selera saya. Saya suka banget Devon Shirt, Batik dan Boxy Shirt nya. Walaupun semakin lama, semakin jarang beli karena tersaingi dengan brand lokal lain yang lebih affordable. Tapi modelnya memang selalu menjadi idaman dan masuk ke wishlist setiap saat.
Nah ketiga toko itu adalah Online Shop yang patut saya rekomendasikan, karena mempermudah hidup saya sebagai ibu bekerja yang ga terlalu punya banyak waktu untuk kesana sini.
Online Shop yang pengen saya coba selanjutnya adalah: HappyFresh!
Labels:
Cottonink,
Elevenia,
Online Shop,
Review,
Sukamart
Staycation di Ancol
Tuesday, November 3, 2015
Kenapa Ancol? Sebenarnya sudah beberapa kali saya Staycation; tujuannya antara lain Ancol, Sentul dan Bogor (Bogor sih udah bukan Staycation yah hahhaa). Di Ancol sudah dua kali, menginap di Mercure Hotel Ancol dan kali ini di The Discovery Hotel Ancol. Pilih Ancol karena dekat, jadi saya bisa langsung nyusul setelah pulang dari kantor.
Kali ini mencoba menginap di The Discovery Hotel, Ancol, setelah sebelumnya di Mercure Ancol. Untuk lokasi sih sebenarnya enakan di Mercure yang lebih dekat ke arah pantai dan lebih kelihatan lautnya. Tapi hotelnya sudah tua banget dan saya ingin mencoba suasana berbeda. Terlebih lagi melihat foto-foto The Discovery Hotel Ancol yang bagus dan Kids Club yang luas. Coba cari-cari di Agoda, Traveloka, Pegi-Pegi, GoIndonesia dan lainnya ternyata paling murah di website The Discovery Hotel Ancol nya langsung. Menginap Jumat – Sabtu 985,000 dan Sabtu – Minggu 1,050,000 sudah termasuk sarapan dan tiket gratis masuk ancol untuk 2 mobil dan 2 penumpang.
Saya tiba Jumat sore setelah pulang kantor, sementara Chandra & anak-anak serta orang tua dan adik saya sudah tiba di lokasi terlebih dahulu. Saat saya sampai, mereka sedang berenang sementara Adysa sedang bermain perosotan. Pertama kali masuk kaget juga melihat hotelnya luas banget, tata ruang outdoor nya juga membuat serasa bukan di Ancol melainkan di Bali hahaha. Kids Club nya besar sekali, ada mainan Puzzle, Wall Climbing, mewarnai, papan easel dan beberapa TV dilengkapi dengan DVD Player dan film anak-anak. Luas sekali cocok untuk anak bayi 9 bulan sampai agak besar umur SD.
Yang spesial lagi adalah air kolam renang yang hangat. Jadi anak-anak berenang dari pagi sampai agak siang trus sore lanjut berenang lagi juga tancap gas aja. Karena kolamnya hangat dan bersih. Untuk breakfast, makanannya kurang spesial rasanya alias biasa banget. Oh iya saat kami menginap, sedang banyak group meeting dan acara community jadi ramai sekali. Saat breakfast jadi terkesan berantakan dan pihak pelayan resto tampak tidak siap dengan banyaknya tamu. Sehingga banyak piring kotor tergeletak di sembarang tempat.
Hiburan yang dipilih adalah jalan-jalan ke Ocean Dream Samudra dan Sea World. Tiket paket untuk 2 wahana ini adalah Rp. 180,0000. Lumayan mahal ya… Kalau tidak paket, masing-masing harganya 170,000 untuk Sea World dan 90,000 untuk Ocean Dream Samudra. Saran saya saat merencanakan untuk pergi ke Ancol dan mengujungi tempat-tempat wisata disana, cari kupon-kupon diskon dulu. Ternyata ada beberapa yang menjual kupon masuk Ocean Dream Samudra & Sea World dengan harga cukup miring.
Setahun yang lalu mengunjungi Ocean Dream Samudra, pertunjukan hewannya adalah berang-berang. Namun sekarang sudah ganti menjadi pertunjukan Beruang Madu pintar dan Singa Laut pintar, selain pertujunkan utama yaitu Lumba-Lumba. Sebelum datang ke Ocean Dream Samudra, baiknya cek jadwal pertunjukan binatang di Ocean Dream Samudra terlebih dahulu, karena kalau mepet atau kelewatan, tempatnya penuh. Kami mendapatkan tempat duduk yang kurang strategis. Selain itu saat ke Sea World, jadwal memberi makan ikan di Aquarium besar adalah pukul 14.00.
Malamnya kami makan di Bandar Jakarta, standard banget ya… Walaupun sebenarnya pengen coba Segarra atau Ancol Jimbaran Resto. Tapi yasudahlah, mengingat yang ikut banyak jadi ke Bandar Jakarta saja yang memang enak dan affordable.
Rasanya enak juga Staycation kalau belum ada waktu dan budget untuk Vacation keluar kota atau keluar negri. Anak-anakpun senang serta menikmati sekali. Saat Sabtu Minggu kami disana, banyak keluarga yang menginap hanya semalam saja bersama anak-anak mereka. Mungkin The Discovery Hotel Ancol ini memang salah satu tujuan cukup populer untuk Staycation. Lumayan deh karena belum kesampaian liburan ramai-ramai ke Bali….
Happy Birthday to Me
Sunday, November 1, 2015
So last week was my birthday. I'm 30++ now. Yeah since several years ago hahahaha hubby asked my what did I want for my birthday. But I can't think of any "gifts" I wanted for my birthday. Ever since I was a mom, I rarely feel the need to buy expensive things for myself. I tend to long for other priceless things in life or other pricey one, such as:
1. I want one weekend where I can sleep until noon. I want to be able to wake up at 9.00.
2. I want to be able to run every morning for 30 minutes.
3. I want a set of IKEA kids bed. It's time for the kids to sleep on their own bed. They will still sleep in our room, but in different bed.
4. I want to renovate our house! We have a dream house, on how we (me!) want the house to be. I pray that God give us the blessing to make our dreams come true.
Talk about priceless things hahaha No 3 and 4 are clearly pricey π
ππ
Subscribe to:
Posts (Atom)