Kecewa-nya si Anak Balita

Baby Alive via amazon
Tadi malam sepulang kantor saya mampir dulu ke supermarket untuk belanja kebutuhan rumah, sengaja saya telpon ke rumah untuk cek kekurangan belanjaan yg masih harus dipenuhi. Ternyata yang angkat telpon di rumah adalah Alika. Jadi saya ngobrol dulu sama dia untuk menanyakan mau dibelikan apa.

Bunda : Hi Sayang, bunda lagi di supermarket. Kakak mau dibelikan apa?Mau jelly?
Alika : Bunda, aku mau baby yang bisa pupi.
Bunda : Iya itu kan nanti bulan depan kalau kakak ulang tahun. Bunda belum gajian, sayang.
Alika : Tapi aku mau baby-babyan, Bunda…
Bunda : Iya sayang, bulan depan ya pas Alika ulang tahun.
Alika : *nada mau menangis*….. Lalu telpon tiba-tiba ditutup. 

Saya kaget banget saat dia tutup telpon saya dalam keadaan marah dan dengan tidak menyenangkan dan tidak sopan. Bayangan kejadian bertahun-tahun ke depan langsung terjadi di benak saya, mungkin saat sudah besar dan dilarang hang out dengan teman, membeli sesuatu yang dia suka, ataupun masalah lainnya, dia akan menggunakan hal yang sama.

Padahal saya selalu berusaha tidak memenuhi keinginannya di kali pertama dia meminta suatu barang. Suatu kali ia meminta dibelikan sepeda anak-anak, saya juga tidak langsung memenuhinya. Saya memintanya untuk menunggu bulan depan atau moment tertentu, kebetulan saat ia meminta sepeda ada moment Adysa mau ulang tahun. Tapi bulan depannya ternyata ia sudah lupa dan tidak memintanya lagi.

Perihal menunda kesenangan ini memang coba saya tanamkan dari kecil, saya ingin dia belajar (1) Bersabar, bahwa tidak semua yang dia inginkan akan saya dan ayahnya wujudkan; (2) Think again, kadang anak-anak bisa napsu juga seperti orang dewasa napsu saat menginginkan barang tertentu. Saya ingin dia memikirkan kembali keinginanya, apakah ia betul menginginkan dan membutuhkan barang tersebut atau tidak. Dan satu hal lain yang ingin saya ajarkan tapi belum sempat diterapkan adalah konsep menabung kebaikan/reward system, bahwa apabila ia menginginkan sesuatu dia harus berusaha menuju kesana.

Opsi terakhir mengenai reward masih harus saya explore lebih lanjut, karena sekilas membaca tulisan Adhitya Mulya malahan system reward ini mungkin memberikan dampak negative pada anak.

Semalam sampai di rumah saya sampaikan bahwa cara dia marah atau kecewa itu tidak baik. Bahwa menutup telpon saat marah itu tidak baik. Lantas Alika menjelaskan bahwa tadi ia sedih, karena tidak dibelikan boneka. Lalu dia bertanya, “Bunda kalau boneka baby nya diskon jadi murah, Aku boleh minta beliin ya?” Hahahahahaha

No comments